Efektivitas IPAL Dalam Menurunkan Polutan Air Dengan Parameter PH, COD, DAN TSS Pada IPAL Komunal KSM. TIRTO MILI

Air memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber kehidupan semua makhluk hidup yang ada di bumi terlebih lagi manusia. Ketersediaan air di suatu daerah sangat dibutuhkan karena semua kegiatan manusia sangat tergantung pada air khususnya air bersih. Kebutuhan akan air bersih bagi kehidupan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak, kegiatan industri dan lain sebagainya harus tercukupi dan sesuai standar baku mutu.

Air limbah merupakan air yang dari segi kualitasnya menurun disebabkan oleh kegiatan manusia. Limbah domestik juga merupakan air limbah yang dihasilkan dari  kegiatan domestik atau  kawasan pemukiman. Air limbah domestik bisa mencemari lingkungan jika tidak dilakukan pengelolaan dan penanganan sebelum dilepas ke lingkungan. Air limbah domestik yang dibuang langsung ke dalam perairan, biasanya akan berpengaruh pada ekosistem air yang ada, bahkan akhirnya akan mengakibatkan perubahan pada komposisi kandungan zat yang ada di dalamnya atau dengan kata lain akan mengakibatkan terjadinya pencemaran pada ekosistem perairan penerimanya.

Air limbah domestik memiliki standar ambang batas maksimum untuk dibuang ke lingkungan diatur pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 68/Menlhk-Setjen/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Untuk mengurangi dampak lingkungan yang timbul akibat air limbah maka diperlukan sebuah instalasi pengolahan air limbah atau biasa disebut dengan IPAL. Saat ini sudah banyak IPAL yang dibuat untuk mengurangi dampak lingkungan yang timbul akibat air limbah.

Di Yogyakarta sendiri khususnya di Dusun Jongkang sebuah instalasi pengolahan air limbah komunal dibangun karena peningkatan jumlah penduduk yang berakibat pada permasalahan akan air bersih. Instalasi pengolahan air limbah tersebut dibangun pada tahun 2013 dan resmi beroperasi pada tahun 2014 untuk menangani limbah domestik dari penduduk sekitar. Prinsip dari jaringan dan instalasi IPAL menggunakan gravitasi, sehingga air mengalir dari elevasi tinggi ke rendah. IPAL berada di ujung paling bawah, berlokasi di RT 01 RW 35 Dusun Jongkang, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mengetahui seberapa efektif IPAL dalam mengelola air limbah sehingga ketika dilepas ke lingkungan sudah dalam batas aman atau sudah sesuai dengan standar baku mutu yang ada, dibutuhkan pengukuran jumlah polutan pada influent dan effluent dari IPAL tersebut. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui berapa besar penurunan kadar polutan pada air limbah setelah dilakukan pengolahan dengan menggunakan parameter pH, COD dan TSS.

 

 

 

 

 

Berdasarkan hasil pengamatan, pengukuran dan perhitungan penentuan tingkat efektivitas IPAL menggunakan metode scoring dengan melihat hasil rata-rata nilai effluent.maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

 

A. Proses pengolahan air limbah yang ada pada IPAL Komunal KSM. Tirto Mili menggunakan pengolahan secara biologis (aerob dan anaerob). Pengolahan secara anaerob merupakan proses pengolahan pertama air limbah dengan menggunakan teknologi ABR. Kemudian menggunakan teknologi aerob yaitu RBC dengan unit pengolahan 2 mesin RBC.

B. Berdasarkan hasil uji laboratorium, rata - rata nilai parameter COD sebesar 126 mg/l pada inlet IPAL, sementara untuk rata – rata nilai outlet sebesar 75 mg/l. Pada parameter TSS nilai rata – rata untuk inlet sebesar 55,44 mg/l dan rata – rata nilai outlet sebesar 12,06 mg/l. Sementara untuk parameter pH, nilai inlet sebesar 7,6 dan untuk rata – rata nilai outlet sebesar 7,7. Jika dibandingkan dengan baku mutu air limbah domestik yaitu permen LH no 68 tahun 2016, maka nilai effluent dari parameter tersebut telah memenuhi standar baku mutu.

C. Pada aspek lingkungan dan sosial, IPAL KSM.Tirto Mili dalam kategori aman dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang berarti. Sementara itu, hasil perhitungan persentase polutan pada parameter COD dan TSS didapat bahwa rata – rata persentase penurunan nilai COD sebesar 43,67 %. Untuk persentase rata – rata penurunan TSS sebesar 73,17 %. Secara keseluruhan persentase penurunan polutan sebesar 58,42 %. Hasil perhitungan tingkat efektivitas IPAL Komunal KSM. Tirto Mili   didapat nilai sebesar 3,67. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa IPAL Komunal KSM. Tirto Mili dalam penurunan polutan pencemar air limbah dengan parameter COD, TSS dan pH masuk kedalam kriteria sangat efektif.  

Penulis : Trisno Fallo, S.Hut.,M.Sc. (Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Fakuktas Teknik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta)

 

Nurhadi MA